Sepertinya semua orang tidak tau dan tidak mau tau tentang masalahku. Aku hanya bisa menanggungnya sendirian. Pada satu titik aku merasa berat sekali menanggung ini semua. Aku menyerah , pasrah dengan kepayahanku ini. Hati dan pikiran yang tidak mau bersatu membuat diri ini makin tidak karuan. Sempat kemarin malam aku berpikir bahwa aku ini punya dokter yang semestinya dengannya aku bisa membagikan ceritaku. Tapi, sepertinya itu tidak mungkin. dia sibuk dengan urusannya sendiri, dia sepertinya juga tak peduli. Aku punya teman yang semestinya dapat memperbaiki diriku. tapi, aku lihat akhir-akhir ini ada yang aneh. Aku melihat status-status di facebook yang begitu bijak. Tapi, aku melihat ada yang tak sesuai. Apa yang ditulis mereka , tak sejalan dengan kenyataan yang kulihat. Aku sadar, aku bertahan bukan karena mereka. Aku bertahan karena ada mutiara indah yg harus aku perjuangkan. Tapi, apakah ini berarti aku harus berjalan sendirian? tidak kan?. aku merasa deket, namun sebenarnya ini jauh. Ya, mungkin mereka lupa arti dari intensif? kata-kata yang selalu digambar - gemborkan?. intensif, seminggu sekali. tapi, bukan untukku. Ya. faktanya memang begitu.
Aku berjalan sendirian, mengarungi kerasnya hidup sendirian.
Aku mengalir. bersama derasnya air yang aku sendiri bingung mau dibawa kemana.
Aku lenyap. bersama lenyapnya hati yang padam akan cahanya -Nya. ( . . .Bersambung . . . .)
ConversionConversion EmoticonEmoticon